MAKALAH
TINGKAT DAN PERILAKU SUKU BUNGA
Disusun guna memenuhi
Tugas : Kelompok 1
Mata
Kuliah : Ekonomi Moneter
Dosen
Pengampu : Rinda Asytuti ,
M.Si.
Disusun oleh :
1.
Dian Ika
Saputri (2012113040)
2.
Kurnia Dewi
Lestari (2012113041)
3.
Kurnia Dewi
Astuti (2012113042)
4.
Woro Permata (2012113043)
Program Studi : Perbankan Syariah B
Jurusan :
Syariah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas semua karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Ekonomi Moneter yang berjudul “Tingkat dan Perilaku Suku Bunga”.
Tujuan penulisan
makalah ini antara lain dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter
kelas Perbankan Syariah (PBS) B, selain itu
dalam rangka menambah wawasan perihal ekonomi
moneter
serta untuk dapat membantu dalam penerapan di kehidupan
sehari-hari.
Telah kita ketahui bahwa dalam kehidupan
sehari – hari, istilah bunga perbankan sangat sering dipergunakan, sebab
sebagian sendi – sendi perekonomian didukung oleh aktifitas perbankan. Oleh
karena itu, pembahasan mengenai suku bunga perbankan ini sangat penting untuk
dikaji dan dipelajari.
Kami mengucapkan terimakasih terhadap semua
pihak atas bantuan baik berupa bimbingan maupun masukan materi yang bermanfaat.
Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kelanjutan makalah
ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Terima kasih.
Pekalongan, 1 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I Pendahuluan...............................................................................................
A.
Latar Belakang..............................................................................................
B.
Tujuan
Penulisan..........................................................................................
BAB II Pembahasan...............................................................................................
A.
Pengertian .................................................................................................
B.
Fungsi Tingkat
Bunga Dalam Perekonomian.............................................
C.
Unsur-Unsur yang
Menentukan Suku Bunga Kredit.......................................
D.
Penerapan Bunga
pada Bank Konvensional.................................................
E.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Besaranya Suku Bunga......................
F.
Metode
Pembebanan Suku
Bunga................................................................
G.
Perilaku
Tingkat
Bunga................................................................................
H.
Kebijakan Uang
Ketat dan Tingkat Bunga di Indonesia..............................
I.
Struktur Risiko
Tingkat
Bunga.....................................................................
Studi Kasus.............................................................................................................
Analisis studi Kasus................................................................................................
BAB III.Penutup....................................................................................................
A.
Kesimpulan.................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semakin
banyaknya jasa keuangan perbankan di negara Indonesia, seharusnya diimbangi
dengan pengetahuan tentang suku bunga. Namun banyak orang yang kurang paham
mengenai tingkat dan perilaku suku bunga, bahkan pengertian dari bunga dan suku
bungapun ada yang belum tahu sama sekali. Di sini kami mencoba memaparkan
beberapa penjelasan tentang tingkat dan perilaku suku bunga.
Bunga
dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan atau nasabah
sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam
perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas.
Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai
dampak penting terhadap kesehatan perekonomian suatu negara.
B. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan pokok bahasan ini
adalah untuk mengetahui tingkat dan perilaku suku bunga sehingga ada kejelasan
yang terjadi dalam masyarakat yang masih tidak paham tentang suku bunga
perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bunga
Bunga
(interest) dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank atau
nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah.[1] Pengertian lain tentang suku bunga adalah pendapatan
(bagi debitoritor) atau beban (bagi kreditor) yang diterima atau dibayarkan
oleh kreditor atau debitor.
Menurut Kamus lengkap ekonomi, suku
bunga (interest rate) adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada
kepada yang meminjam. Suku bunga
merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara
cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan
masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan
perekonomian. Biasanya suku bunga diekspresikan sebagai persentase pertahun yang
dibebankan atas uang yang dipinjam.[2]
Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga.
Seperti halnya harga, suku bunga menjadi titik pusat dari pasar, dalam hal ini
pasar uang dan pasar modal. Sebagaimana harga, suku bunga dapat dipandang
sebagai sebuah mekanisme untuk mengalokasikan sumber daya dan perekonomian.
B. Jenis – jenis Bunga
Penerapan
bunga yang terdapat pada bank
konvesional dapat dipisahkan menjadi 2 jenis yaitu :
a.
Bunga simpanan
Bunga
simpana merupakan tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada
nasabah atas simpanan yang dilakukannya.
Bunga simpanan diberikan kepada nasabah agar nasabah tertarik menyimpan
atau menenpatkan dananya di bank, selain itu dapat pula berupa deposito.
b.
Bunga pinjaman
/ Bunga Kredit
Bunga pinjaman
atau bunga kredit merupakan harga tertentu yang harus dibayar oleh nasabah
kepada bank atas pinjaman yang diperolehnya.Untuk memperoleh keuntungan maka
bank akan menjual dengan harga tinggi dibanding dengan harga beli, artinya
bunga kredit lebih tinggi dibandingkan bunga simpanan.
2.
Berdasarkan
Pokok Penghitungan Bunga[4]
a.
Bunga
sederhana (Bunga Tunggal)
merupakan
hasil kali dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan
bunga sederhana :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
B = i x M x n
B = Bunga
i =
Suku bunga (interest) per periode
M = Modal / pinjaman pokok
n = lamanya waktu peminjaman
Contohnya:
Wika mendepositokan uangnya Rp 250.000.000, dengan suku bunga sebesar 10% per
tahun dan masa simpanan adalah 5 tahun maka bunganya adalah
0,1 x Rp. 250.000.000 x 5 = Rp. 125.000.000
Jadi, bunga
sederhana yang akan diperoleh Wika setelah 5 tahun adalah sebesar Rp. 125.000.000,
maka total simpanan pokok ditambah bunganya adalah Rp. 250.000.000 + Rp
125.000.000 = Rp 375.000.000
b.
Bunga
berbunga (Bunga Majemuk)
Pada
penghitungan bunga berbunga ini, nilai pokok utang / modal akan berubah terus
setiap akhir suatu periode dengan penambahan perhitungan bunga .
Contohnya : Pokok hutang adalah 100.000
dengan bunga 15% per tahun dan masa pinjaman 2 tahun, maka perhitungannya
adalah :
tahun ke-1: 100.000 + (100.000 x
15%) = 100.000+15.000 = 115.000
tahun ke-2: 115.000 + (115.000 x 15%) = 115.000+17.250
= 132.250
Jadi, besarnya
tabungan yang harus dikembalikan setelah 2 tahun adalah Rp 132.250
C.
Faktor-faktor yang
Menentukan Suku Bunga[5]
Dalam
menentukan besarnya suku bunga kredit bank akan memperhatikan beberapa unsur
bunga kredit antara lain :
1.
Cost of fund
Cost
of fund atau biasa disebut biaya dana
merupakan biaya yang di keluarkan oleh bank dalam rangka mengirim dana pihak
ketiga. Artinya bank akan menghitung biaya yang dikeluarkan atas setiap dana
yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber dana setelah di perhitungkan
adanya cadangan dana yang wajib di pelihara oleh setiap bank. Setiap jenis
sumber dana memiliki suku bunga yang berbeda-beda.
Bank
memiliki sumber dana yang berasal dari giro, tabungan, dan deposito. Bagi bank
yang memiliki konstribusi dana giro yang terbesar, maka biaya dana bank akan
rendah sehingga bank dapat menentukan besarnya bunga kredit lebih rendah dari
bank lain. Sebaliknya apabila bank memiliki dana deposito yang paling banyak
dan bunga deposito merupakan bunga yang paling tinggi dibanding bunga giro dan
tabungan, maka bank juga akan menetapkan bunga yang jauh lebih besar.
2.
Biaya overhead
Biaya
overhead merupakan komponen biaya yang berasal dari seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh bank selain biaya dana. Biaya ini terdiri dari biaya pegawai,
administrasi & umum, penyusutan, pemasaran, dan lain-lain.
3.
Biaya Risiko
Biaya
risiko merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka antisipasi adanya
kemungkinan biaya yang ditimbulkan karena adanya kredit bermasalah. Biaya cadangan ini akan
dibebankan terhadap besarnya bungan kredit.
4.
Laba yang
diinginkan
Laba
yang di inginkan atau disebut juga spread merupakan keuntungan yang diharapkan
oleh bank dalam setiap kredit yang disalurkan. Dalam menetapkan besarnya suku
bunga kredit bank akan menghitung berupa keuntungan yang diharapkan, disamping
itu juga melihat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank lain.
5.
Pajak
Pajak
dapat dibebankan secara keseluruhan maupun sebagian, karena pada umumnya bank
mengharapkan keuntungan bersih setelah di kurangi perkiraan pajak.
6.
Kebutuhan dana
a.
Keharusan
Keharusan
merupakan kebutuhan dana yang tidak mungkin ditunda. Jika dana tersebut sangat
diperlukan maka akan berpengaruh pada tingkat bunga, dan pihak kreditor
dapat meminjamkan dananya dengan
bunga yang lebih tinggi dibanding market
rate.
b.
Kebutuhan
Kebutuhan
merupakan kebutuhan dana yang harus ada akan tetapi masih bisa ditunda tidak
mendesak.
c.
Keinginan
Keinginan
merupakan kebutuhan dana yang tidak
harus ada, akan tetapi merupakan sebagai tambahan dana untuk memperluas usaha
nasabah.
7.
Persaingan
antar bank
Bank
tidak hanya menentukan suku bunga sesuai dengan keinginan bank saja, tetapi ada
faktor lain yaitu suku bunga yang diberikan oleh pesaing. Bank akan menyalurkan
kredit dengan suku bunga sesuai dengan suku bunga di pasar.
8.
Kebijakan
pemerintah
Bank harus
mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga
melalui Bank Indonesia.
9.
Jangka waktu
Semakin lama
jangka waktu yang diperjanjiakan akan semakin besar kemungkinan adanya fluktasi
bunga dalam market rate, sehingga semakin lama jangka waktunya maka akan
semakin besar tingkat bunganya.
10.
Kualitas
jaminan
11.
Reputasi
nasabah
Bank akan lebih
aman dalam memberikan kredit kepada nasabah yang mempunyai reputasi usaha,
karena jamina pembayaran atas kredit yang diberikan akan lebih besar. Bank
sebagai kreditur tidak dapat memberikan bunga sesuai dengan pasar, akan tetapi
akan lebih rendah dengan bunga di pasar.
12.
Produk
Bank
memepunyai produk yang snagat
bervariasi, sehinnga bunga yang akan diberikan kepada nasabah penyimpanan dana
tergantung pada jenis produknya.
13.
Hubungan bank
Hubungan antara
bank dan nasabah juga akan berpengaruh pada besarnya bunga, apabila nasabah
telah memiliki hubungan baik dengan bank dan selama menjadi nasabah tidak
peernah wan prestasi maka bank akan memberikan bunga lebih rendah.
14.
Risiko
Faktor
terpenting yang di gunakan oleh bank untuk menentukan besarnya bunga. Risiko
kredit terkait dengan beberapa aspek anatara lain, tujuan penggunaan kredit,
sektor usaha, dan janka waktu.
Bank
menerapkan beberapa metode dalam menentukan pembebanan suku kredit sebagai
imbalan atas kredit yang diberikan kepada debitur. Ada lima jenis metode
pembebanan suku bunga kredit antara lain :
1.
Flat rate
Flat
rate merupakan metode pembebanan suku bunga kredit yang rata ssetiap
kali angsuran, atau total angsuran pokok, maupun angsuran bunga sama setiap
kali angsuran atau setiap bulan. Metode flat rate ini sering digunakan
oleh Bank Perkreditan Rakyat dan atau beberapa lembaga pembiayaan.
Kelebihan
dari metode pembebana bunga rate ini adalah cara perhitungan angsuran perbulan
sangat sederhana dan mudah di mengerti, sehingga nasabah juga melakukan
perhitungan sendiri.
Perhitungan
angsuran perbulan dalam metode flat rate dirumuskan sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
A
= Angsuran perbulan
M = Jumlah kredit
i = Bunga pertahun
T = Jangka waktu kredit (dalam tahun)
N = Jangka waktu kredit (dalam bulan)
Contoh :
Wina mendapat kredit dari bank ABC sebesar
Rp 120.000.000,- jangka waktu dua tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun flat
rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan.
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
= Rp 6.200.000,-
2.
Sliding Rate
Sliding
rate merupakan perhitungan bunga kredit dengan total angsuran yang akan
menurun setiap kali angsuran.Total angsuran turun dikarenakan angsuran pokok
akan sama setiap kali angsuran, smemntara angsuran bunga akan menurun
disebabkan karena perhitungan bunga berasal dari presentase bunga dikalikan
dengan saldo akhir pinjaman.
Angsuran total
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
Ap = Angsuran pokok
M = Total kredit
N = Jangka waktu kredit (dalam bulan)
i = Suku bunga pertahun
Ab = Angsuran bunga
3.
Annuity
Annuity atau anuitas merupakan perhitungan bunga dengan
mengalikan persentase bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara
tahunan. Dalam metode ini, total angsuran pertahun akan sama karena bunga
dihitumg dari saldo akhhir kredit.
Besarnya angsuran dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
A = Total angsuran pertahun
M = Jumalh kredit
i = Suku bunga pertahun
n = Jangka waktu kredit
Ab = Total Angsuran perbulan
4.
Efective rate
Efective rate merupakan beban bunga efektif yang ditanggung
oleh debitur. Perhitungan bunga efektif berasal dari presentase bunga dikalikan
dengan saldo akhir pinjaman setelah dikurangi angsuran pokok. Dalam metode efective
rate, total angsuran akan sam setiap bulan, akan tetapi angsuran pokok akan
meningkat dan angsuran bunga akan menurun.
Jumlah angsuran prbulan, dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
A = Total angsuran perbulan
M =
Jumalh kredit
i = Suku bunga perbulan
n = jangka waktu kredit (dalam bulan)
5.
Floating rate
Floating rate merupakan kebijakan bunga yang dilakukan oleh
bank dengan model bunga mengembang. Disini bank dapat menguba suku bunga tanpa
adanya pemeberitahuan kepada debitur.
E. Perilaku
Tingkat Bunga[7]
1. Faktor
penentu permintaan aset
Aset (aktiva) adalah bagian dari
kekayaan yang bernila. Ada empat faktor yang mempengaruhi permintaan aset,
yaitu kekayaan, ekspektasi imbal hasil, resiko dan likuiditas. Kekayaan adalah
total sumber dana yang dimiliki oleh individu atau badan. Ekspektasi imbal
hasil adalah imbal hasil relatif suatu aset terhadap aset lainnya dari suatu
periode ke periode berikutnya. Risiko adalah derajat ketidak pastian yang
berhubungan dengan imbal hasil dari satu aset relatif terhadap aset lainnya.
Likuiditas adalah kemudahan atau kecepatan suatu aset dikonversi ke dalam
bentuk kas tanpa biaya yang besar.
2.
Permintaan dan
penawaran obligasi
Analisis penentuan tingkat bunga digunakan
untuk menurunkan permintaan dan penawaran obligasi. Tingkat bunga berbagai
sekuritas bergerak secara searah atau berhubungan positif sehingga analisis
penentuan tingkat bunga cukup pada satu sekuritas, yaitu obligasi. Analisis
permintaan obligasi digunakan untuk memperoleh kurva permintaan obligasi, yaitu
hubungan antara jumlah permintaan dengan harga obligasi.
3. Perubahan
keseimbangan tingkat bunga
Perubahan keseimbangan
tingkat bunga terjadi akibat perubahan permintaan dan penawaran obligas. Ada
empat faktor yang berpengaruh terhadap permintaan obligasi, yaitu : prubahan
kekayaan, ekspetasi imbalan hasil, risiko dan likuiditas. Faktor lain yang
mempengaruhi kekayaan adal kecenderungan menabung dari masyarakat. Peningkatan
kecenderungan menabung dari masyarakat mengakibatkan kekayaan seakin tinggi dan
akhirnya meningkatkan harga oligasi dan menurunkan tingkat bunga obligasi.
4. Preferensi
likuiditas : penawaran dan permintaan uang
Analisis preferensi likuiditas
menjelaskan penentuan tingkat bunga melalui keseimbangan penawaran dan
permintaan uang. Analisis prefensi likuiditas dari pasar uang dihuungkan dengan
penawaran dana pinjaman pada pasar obligasi. Peningkatan pendapatan menyebabkan
peningkatan permintaan uang dan kemudian meningkatkan tingkat bunga. Kenaikan
tingkat harga akan menurunkan biaya beli riil barang atau jasa. Untuk
mempertahan nilai uang riil yang dipegang masyarakat akan meminta uang nominal
lebih banyak sehingga peningkatan harga akan meningkatkan permintaan uang dan
tingkat bunga.
F.
Kebijakan Uang
Ketat dan Tingkat Bunga di Indonesia
Besarnya tekanan
terhadap inflasi dan perkembangan nilai tukar (kurs) rupiah yang labil (rentan)
sebagai dampak dari krisis telah mendorong Bank Indonesia untuk menempuh
kebijakan moneter yang ketat (tight money policy) dengan cara menyerap
likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan perekonomian.Penyerapan kelebihan
likuiditas dilaksanakan melalui instrumen suku bunga dan membantu memperkuat
daya saing produk dalam negeri di pasar konsumsi sehingga dapat menekan laju
inflasi.
Kebijakan
pengendalian moneter juga ditopang dengan kebujakan operasi pasar terbuka
dipasar valas yng diarahkan untuk ngendalikan nilai tukar (kurs) rupiah. Dalam
kerangka kebijakan moneter yang tetap, tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) bertendensi terus meningkat secara bertahap, yang berdampak kurang
menguntungkan (Adverse effect) trhadap prosese pemulihan ekonomi nasional
termasuk di bidang perbankan.
G.
Struktur
RisikoTingkat Bunga
Tingkat buga berbeda pada kategori obligasi yang berbeda dari 1
periode ke periode berikutnya, dan perbedaan (spread) tingkat bunga berfluktuasi
dari 1 periode ke periode beriktnya. Ada 3 faktor yang mempengaruhi fenomena
fluktuasi perbedaan tingat bunga, yaitu :
1.
Risiko
kegagalan adalah kemungkinan obligasi gagal jual karena ketidaksanggupan
penerbit obligasi membayar bunga atau embayaran nilai nominal obligasi pada
saat jatuh tempo
2.
Likuiditas,
penurunan likuiditas obligasi perusahaan karena sulit diperdagangkan dan biaya
penjualan naik mengakibatkan pemnurunan permintaan. Harga obligasi nurun dan
tingkat bunga obligasi naik. Pada saat yang sama permitaan obligasi pemerintah naik,
akibatnya harga obligasi naik dan
tingkat bunga obligasi turun
3.
Pajak
Pendapatan dibebankn pada pendapatan kupon obligasi perusahaan, sebaliknya
pajak pendapatan tidak dibebankan pada pendapatan kupon obligasi pemerintah.
Pembebanan pajak pada pendapatan pada obligasi perusahaan akan menurunkan
permintaan akibatnya harga obligasi turun dan tingkat bunga obligasi naik.Pada
saat yang sama, permintaan obligasi pemerintah naik, dan tingkat bunga obligasi
pemerintah turun.
H.
Fungsi Tingkat
Bunga Dalam Perekonomian[8]
a.
Membantu
mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan
perekonomian.
b.
Mendistribusikan
jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada
investasi yang menjadikan hasil tertinggi
c.
Menyeimbangkan
jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara
d.
Merupakan alat
penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah
tabungan dan investasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suku bunga
adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban bagi (debitor) yang diterima atau
dibayarkan oleh kreidtor atau debitor . Menurut Kamus lengkap ekonomi, suku
bunga (interest rate) adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada
kepada yang meminjam. Bagi peminjam, suku bunga merupakan biaya pinjaman atau
harga yang dibayar atas uang yang dipinjamkan, yang merupakan tingkat
pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya
diekspresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang
dipinjam atau dipinjamkan.
Unsur yang menentukan suku bunga, yaitu cost of fund, biaya over head, biaya risiko, laba yang diinginkan, dan pajak.
Kegiatan perbankan konfensional tidak bias
dipisahkan dari faktor tingkat bunga. Tingkat bunga adalah biaya peminjamaan
(atau pendapatan dari perkraditan ) yang dinyatakan dalam presentase tahunan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Indra. 1999. Pengantar
Uang dan Perbankan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
El-Diwani, Tarek. 2003. The
Problem With Interest. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.
Ismail. 2010. Manajemen
Perbankan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mangani, Ktut Silvanita. 2009. Bank
dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Erlangga.
Manurung,
Jonni dan Adler Haymans Manurung. 2009. Ekonomi
Keuangan dan Kebijakan Moneter. Jakarta: Salemba Empat.
Puspopranoto,
Sawaldjo. 2004. Keuangan Perbankan dan
Pasar Keuangan. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.