MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI KHOLIFAH DAN HAMBA ALLAH
Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ayat Hadits Ekonomi
Dosen Pengampu : Agus Fakhrina, M.S.I.
![]() |
Add caption |
oleh:
Dian
Ika Saputri 2012113040
Vista
Fetnia 2012113058
Nur
Agustina 2012113077
Ira
Khikmawati 2012113078
JURUSAN SYARI’AH ( D3 PERBANKAN KELAS B )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2013
BAB II
PEMBAHASAN
A.
AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH: 30
![2:30](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
1.
Mufrodat / Kosa
Kata
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaGX4liZi6FrPe3R06obDg4-3tKVgzZT6r6h1hL1JVardHMU72Z1QpgjPGxWAsi9GLqPqhRSDG16VNhTRL1_IRvzKtEB4GBZFYqG76y6WwmAaMiUhVrrmwM53tNgHEcu-nbcX9ZROJFVs/s640/BaqRah+perkta.jpg](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
2.
Terjemah Q.S.
Al-Baqarah: 30
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi”. Mereka
berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mengsucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
3.
Penjelasan Isi
Q.S. Al-Baqarah: 30
Ayat tersebut
di atas memerintahkan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam
untuk mengingat apa yang pernah disampaikan Allâh Azza wa Jalla kepada
para Malaikat-Nya.Hal ini sekaligus sebuah isyarat bagi Nabi Muhammad shallallâhu
‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan dan mengingatkan kembali umatnya
tentang tugas yang pernah dibebankan kepada manusia pada awal penciptaannya.
Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan umatnya disuruh untuk
mengingat suatu peristiwa ketika Allâh Azza wa Jalla berfirman kepada
para Malaikat terkait rencananya menciptakan dan mengangkat seorang khalifah di
muka bumi. Khalifah itu, dalam rencana Allâh Azza wa Jalla,
dimaksudkan untuk menggantikan peran Allâh Azza wa Jalla dalam
melaksanakan hukum-hukum-Nya. Khalifah itu adalah Adam‘alaihi al-salâm
dan juga kaum-kaum sesudahnya yang sebagian menggantikan sebagian lainnya di
kurun waktu dan generasi yang berbeda. Demikian penjelasan dari Muhammad Ali
al-Shabuni dalam kitab tafsirnya, Shafwah al-Tafasir: Tafsir li al-Qur’an
al-Karim.
4.
Terkait rencana besar Allâh Azza wa Jalla itu para Malaikat
mempertanyakannya kepada Allâh karena keheranan (al-ta’ajjub),
keingintahuan (al-isti’lâm), dan keinginan membuka tabir kebijaksanaan
Allâh (istiksyâf ‘an al-hikmah), bukan karena meragukan
dan memprotes kebijakan Allâh Azza wa Jalla. Penulis tidak setuju
dengan penafsiran sebagian orang yang menafsirkan bahwa para Malaikat memprotes
Allâh atas kebijakan-Nya akan menciptakan khalifah di muka bumi. Sebagian
yang lain bahkan menggunakan kata yang lebih ekstrim bahwa para Malaikat
mendemo Allâh
5.
Kandungan /
kesimpulan Surat Al Baqarah: 30
a.
Adanya dialog
antara Allah dan para malaikat perihal penciptaan manusia di bumi karena adanya
perbedaan pandangan, serta malaikat telah mengetahui ekeberadaan manusia di
bumi dan semuanya di bantah oleh Allah dengan perkataan "Sesungguhnya aku
lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
b.
Kedudukan
manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah Allah atau pengganti Allah,
yang diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, mengambil manfaat,
serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud kedamaian dan kesejahteraan
segenap manusia.
c.
Malaikat
menyaksikan bahwa tugas kekalifahan tersebut dilaksanakan oleh manusia, karena
menurut malaikat dirinyalah yang lebih baik berhak memikul tugas tersebut
dengan bukti bahwa mereka tidak mempunyai nafsu, selalu bertasbih dan memuja
Allah.
d.
Kesangsian
Malaikat akan diciptakannya manusia, memiliki alasan yang jelas, karena
malaikat khawatir jika nantinya manusia tidak menaati Allah, tidak pandai
bertasbih, justru akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.
B.
Al-QUR’AN SURAT
ADZ-DZARIYAT: 56-58 yang menerangkan tentang Manusia Sebagai Hamba Allah.
![51:56](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
![51:57](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.gif)
![51:58](file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
1.
Mufrodat / Kosa Kata
Lafal
|
Arti
|
Lafal
|
Arti
|
![]() |
Dan tidak
|
![]() |
Dari rizqi
|
![]() |
Aku menciptakan
|
![]() |
Memberi makan
|
![]() |
Jin dan manusia
|
![]() |
Sesungguhnya
|
![]() |
Kecuali
|
![]() |
Memberi rezeki
|
![]() |
Untuk menyembah-Ku
|
![]() |
Yang Maha Kuat
|
![]() |
Aku tidak
Menginginkan
|
![]() |
Yang Maha Kokoh
|
![]() |
Dari mereka
|
|
|
2.
Terjemahan Q.S.
Adz-Dzariyat 56-58
“Dan tidaklah Aku ciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (hanya) kepada-Ku saja. Aku
tidak menghendaki rizqi sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizqi Yang
Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”
3.
Penjelasan Q.S.
Adz-Dzariyat 56-58
Tafsir:
56. (Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku)
pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan kenyataan,
bahwa orang-orang kafir tidk menyembah-Nya. Karena sesungguhnya tujuan dari
ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja dengan
pengertian yang terdapat di dalam perkataanmu, "Aku runcingkan pena ini
supaya aku dapat menulis dengannya." Dan kenyataannya terkadang kamu tidak
menggunakannya.
57. (Aku
tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka) untuk-Ku dan untuk mereka
serta untuk selain mereka (dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku
makan) baik dari diri mereka atau pun dari selain mereka.
58.
(Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi
Sangat Kokoh) yakni Sangat Perkasa.
Ayat 56
menggunakan bentuk persona pertama (Aku) setelah sebelumnya menggunakan
persona ketiga (Dia/Allah). Ini bukan saja bertujuan menekankan pesan
yang dikandungnya tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa perbuatan-perbuatan
Allah seperti rezeki yang dibagikan-Nya melibatkan malaikat atau sebab-sebab
lainnya.
Setiap insan tujuan
hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh
keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan
dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan
memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT
yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :
![]() |
|||
![]() |
Artinya: “Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka
masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al
Fajr : 27-30)
4.
Kesimpulan Al-Qur’an Surat
Adz-Dzariyat Ayat 56
a.
Manusia diciptakan oleh
Allah SWT agar menyembah kepada-Nya.
b.
Untuk
mencapai derajat tinggi, manusia harus mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya yaitu
dengan beribadah kepada-Nya.
c.
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk lain, mengemban tugas untuk menyembah Allah SWT , sehingga apapun yang dilakukan manusia harus diniatkan untuk beribadah
kepada Allah SWT semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar